Energi alternatif merupakan istilah yang digunakan untuk semua energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional. Hal ini merujuk pada teknologi untuk menghasilkan bahan bakar selain fosil/ minyak bumi karena minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui.
Adapun kriteria-kriteria energi alternatif adalah:
- Dapat digunakan berulang-ulang
- Jumlahnya berlimpah
- Pengolahannya tidak merusak alam
- Tidak berbahaya, aman, serata tidak menimbulkan berbagai penyakit akibat pengolahan/penggunaanya.
- Ramah lingkungan
Salah satunya pemanfaatan air laut sebagai bahan bakar.
Penemuan Air Laut Menjadi Bahan Bakar Alternatif
Bagi masyarakat awam, air laut hanya dianggap air asin yang mungkin hanya menghasilkan garam. Namun, bagi para ilmuwan yang menekuni ilmu kelautan, air laut ternyata memiliki kekuatan dahsyat sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak semisal solar atau premium
Dengan luas lautan yang lebih besar dari daratannya, sudah sepantasnya Indonesia memaksimalkan air laut sebagai sumber energi alternatif. Selain itu, energi air laut ini ramah lingkungan karena kita murni memanfaatkan energi potensial dan kinetik yang dimiliki oleh air laut. Dan tidak ada polutan yang dihasilkan. Serta ketersediaannya pun tidak akan habis-habis karena mengalami siklus.
Pepatah lama yang mengatakan bahwa air adalah lawan dari api mungkin sudah tidak relevan lagi digunakan pada zaman modern sekarang. Hal ini secara tidak sengaja ditemukan oleh seorang peneliti dari USA yang bernama John Kanzius, 63 tahun, yang telah berhasil menciptakan alternatif bahan bakar dari air laut. Secara kebetulan, teknisi broadcast ini menemukan sesuatu yang menakjubkan. Pada kondisi yang tepat, air laut dapat menyala dengan temperatur yang luar biasa. Dengan sedikit modifikasi, tidak menutup kemungkinan di masa depan, hal ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
Dalam tulisannya yang berjudul “Observations of polarised RF radiation catalysis of dissociation of H2O-NaCl solutions”, Kanizius mengatakan bahwa, larutan garam (H2O-NaCl dengan konsentrasi 1 – 30%) akan menghasilkan gas hidrogen dan oksigen yang dapat menimbulkan nyala api, ketika dikenai gelombang radio sebesar 13,56 MHz pada suhu kamar.
Kenapa air laut bisa terbakar
karena ini semua berhubungan dengan hidrogen. Dalam keadaan normal, air laut mempunyai komposisi natrium Klorida (garam), Hidrogen, dan oksigen (air) yang stabil. Gelombang radio dari RFG milik Kanzius mengacaukan kestabilan itu, memutuskan ikatan kimia yang terdapat dalam air laut. Penggunaan Radiasi elekromagnetic lemah yang berasal dari gelombang radio RFG mendisosiasi air menjadi hidrogen dan oksigen. Selain itu, spektral raman dari larutan garam menunjukkan bahwa adanya perubahan struktural pada struktur air yang terjadi sebelum dan sesudah pembakaran dilakukan. Hal ini melepaskan molekul hidrogen yang mudah menguap (volatil), dan panas yang keluar dari RFG memicu dan membakarnya dengan cepat.
Proses membuat air laut menjadi bahan bakar
1. Air laut diendapkan dahulu
2. kemudian disuling dengan alat penyulingan berukuran 0,1 mikron (plankton net).
3. Air laut sulingan itu akan menghasilkan minyak sel
4. menjadi biodiesel yang berasal dari biota-biota yang hidup di laut
Pemanfaatan energi alternatif berupa air laut diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap BBM di masa mendatang, apalagi BBM merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan akan habis seiring perkembangan zaman.
Sumber:
http://regional.kompasiana.com/2012/12/11/energi-laut-alternatif-penyedia-sumber-energi-terbarukan--510112.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar